Memasuki musim penghujan biasanya menjadi momok menakutkan bagi Endah Loviana (33). Betapa tidak, kondisi atap dan dinding rumahnya yang bolong-bolong membuat air hujan mudah menetes dari atap dan masuk melalui sela-sela dinding rumah.
Kondisi rumah warga Desa Mengkubang, Kecamatan Damar ini memang jauh dari kata layak. Bahkan, lebih mirip bekas gudang ketimbang rumah tinggal. Atap sengnya sudah berkarat, sementara dinding papan dimakan rayap. Di beberapa bagian, papan yang lapuk terpaksa diganti dengan bekas baliho atau spanduk.
Lantainya pun tak seluruhnya disemen, sebagian masih beralaskan tanah hitam. Yang lebih memprihatinkan, tiang penyangga rumahnya miring, menyerupai gambaran SD Laskar Pelangi dalam novel karya Andrea Hirata.
“Memang dak layak, Pak, rumah itu. Hampir roboh, papan-papannya banyak terbongkar. Bukan hanya pas hujan, pas terik pun sinar matahari masuk dari seng dan dindingnya,”
ungkap Endah saat Tim dari Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPRP2RKP) bersama Diskominfo Beltim berkunjung ke rumahnya, Rabu (22/10/2025).
Sebagai janda satu anak, Endah tak punya pilihan lain selain menempati rumah tersebut. Sejak ditinggal suaminya empat tahun lalu, ia menjadi tulang punggung keluarga.
Endah bekerja sebagai tukang bersih-bersih dengan upah bulanan yang pas-pasan. Untuk menambah penghasilan, ia juga bekerja serabutan, seperti menjadi buruh tani menanam sayur atau memanen hasil kebun.
“Jangankan untuk memperbaiki rumah, untuk makan sehari-hari saja pas-pasan. Apalagi anak saya sekolah di PLB. Kadang, waktu masih rumah dulu, saya takut ninggal anak sendirian, kalau ada apa-apa,” ujar Endah.
Beruntung, Endah terpilih sebagai salah satu penerima Bantuan Sosial Program Bantuan Stimulan Rumah dari DPUPRP2RKP Kabupaten Beltim. Melalui program prioritas Pemerintah Kabupaten Belitung Timur ini, ia menerima bantuan sebesar Rp60 juta untuk pembangunan rumah baru.
“Dari bantuan itu, Rp45 juta saya gunakan untuk beli bahan bangunan, sisanya Rp15 juta untuk upah buruh. Alhamdulillah, sekarang saya dan anak sudah tinggal di rumah yang jauh lebih layak,” ucap Endah.
Sejak awal Oktober 2025 lalu, rumah baru hasil program bantuan sosial tersebut telah resmi ia tempati bersama sang anak. Endah pun menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas perhatian Pemkab Beltim terhadap warga kurang mampu.
“Terima kasih Pak Bupati dan jajaran yang sudah mau membantu. Semoga program ini terus berjalan agar warga seperti saya bisa merasakan manfaatnya,” harap Endah.
Tahun Depan, DPUPRP2RKP Beltim Targetkan 150 Rumah Direhab
Selain Endah, Bantuan Sosial Program Bantuan Stimulan Rumah tahun ini juga menyasar 61 penerima manfaat lainnya, terdiri dari 28 unit pembangunan rumah baru dan 33 unit program rehab rumah.
“Sebenarnya yang kita ajukan di tahun 2025 ini ada 64 penerima manfaat. Hanya saja dua di antaranya belum keluar data DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial) dan satu lagi karena calon penerima meninggal dunia,”
ungkap Kepala Bidang Perumahan dan Kawasan Permukiman, Eldo Mukmin, seizin Kepala DPUPRP2RKP Kabupaten Beltim, Idwan Fikri, di ruang kerjanya, Rabu (22/10/2025).
Untuk program pembangunan rumah baru, masing-masing penerima memperoleh Rp60 juta. Sementara untuk program rehab rumah, setiap penerima menerima Rp30 juta, terdiri dari Rp22,5 juta untuk bahan bangunan dan Rp7,5 juta untuk upah buruh.
“Kalau progres pembangunan rumah baru sudah semuanya jadi dan ditempati. Sedangkan program rehab, progresnya sudah di atas 90 persen,” jelas Eldo, didampingi Penata Kelola Perumahan Ahli Muda, Ninik Kartika.
Menurut Eldo, DPUPRP2RKP Kabupaten Beltim berkomitmen melanjutkan program prioritas ini dengan target 1.000 rumah layak huni pada tahun 2030.
“Tahun 2026 kita targetkan 180 rumah, namun programnya hanya untuk rehab saja karena keterbatasan anggaran,” katanya.
Selain itu, alumnus Universitas Gadjah Mada Yogyakarta ini menambahkan bahwa pihaknya akan merevisi Peraturan Bupati terkait teknis pelaksanaan program, khususnya untuk mengantisipasi penerima manfaat yang meninggal dunia.
“Nantinya kita atur supaya kalau penerima meninggal dunia, bantuannya bisa dialihkan ke ahli waris. Dengan begitu, program ini tetap menjangkau masyarakat luas,” tutup Eldo.









































Komentar